HAKIM
YANG LICIK
Disebuah desa tepatnya didesa
****** hiduplah seorang tukang kayu keliling. Tukanh kayu yang rajin ini
memiliki seorang putri yang cantik dan bernama juita. Suatu saat juita ingin
memakai perhiasan untuk menghiasi tubuhnya yang cantik.
Bapak dari anak ini pun
kebingungan untuk membelikan perhiasan untuk putrinya itu, untuk makan sehari
hari pun mereka kekurangan apalagi untuk membelikan perhiasan yang mahal.
Ketika tukang kayu itu sedang keliling menjual kayu bakarnya itu. Di lihatlah
sebuah toko perhiasan, disitulah tukang kayu teringat putrinya yang ingin
memekai perhiasan. Tukang kayu itu pun masuk kedalam toko itu dan melihat lihat
perhiasan yang telah disediakan oleh pemilik toko itu akan tetapi uang yang
dibawanya hanya cukup untuk membeli nasi bungkus dan air mineral. Timbul lah ide
si tukang kayu ini ingin mengambil perhiasan itu secara diam diam.
Tukang kayu ini pun menyuruh
penjaga toko untuk mengambilkan beberapa perhiasan untuk dilihatnya dan dicobanya.
Penjaga took itu pun mengambil kan beberapa perhiasan, kemudian perhiasan yang
telah di lihatnya itu pun satu persatu hilang. Ketika beberapa saat kemudian
penjaga toko itu curiga “ loh kok perhiasan yang saya keluarkan tadi tiba tiba
berkurang jumlahnya” kata si penjaga toko dalam hati. Kemudian menager toko itu
mengetahui aksi dari si tukang kayu itu, si manager itu memanggil satpam untuk
membawa si tukang kayu ini ke pihak yang berwajib untuk diadili supaya tidak
mengulangi perbuatannya itu tadi.
Ketika sampai di kantor polisi tukang
kayu itu pun langsung disidang yang dipimpin oleh hakim. Hakim pun memulai
persidangan ini dan hakim bertanya kepada si tukang kayu itu “Apakah benar kamu
telah mengambil perhiasan di toko itu?” Tanya hakim dengan suara keras. “tidak
yang mulia hakim” jawab si tukang kayu dengan badan ya gemeteran karena
ketakutan. Hakim pun menjawab “ buktinya ini ada rekaman CCTV yang telah
merekam aksi kamu itu”. “Tidak yang mulia hakim itu hanya rekayasa belaka,
mungkin pemilik toko itu ingin menjebloskan saya ke penjara yang mulia hakim”.
“ Tidak mungkin, kamu benar benar sudah mengambil perhiasan itu, jelas jelas
rekaman ini pelakunya adalah kamu” kata hakim dengan suara yang lantang. “
Tidak yang mulia hakim saya tidak mengambil perhiasan itu” jawab si tukang kayu.
“bohong, ini buktinya yang sudah sangat jelas untuk mengungkap masalah ini”.
Kata hakim. “benar yang mulia hakim saya tidak mengambil perhiasan itu, saya
hanya mengantongi beberapa perhiasan saja yang mulia hakim” kata tukang kayu.
Hakim pun menjawab dengan suara keras “ kenapa kamu hanya mengantongi beberapa
perhiasan itu, seharusnya kamu mengantongi perhiasan yang banyak dan yang
sebagian dikasihkan ke saya supaya kamu tidak saya hokum, ya sudah sekarang
kamu saya bebaskan untuk mengantongi perhiasan yang lebih banyak lagi!”. “Maafkan
saya yang mulia hakim karena hanya mengantongi beberapa perhiasan itu, lain
kali saya akan mengantongi perhiasan yang lebih banyak lagi dan memberikan
sebagian perhiasan ke yang mulia hakim” kata tukang kayu. “ Nahh gituu… kalau
gitu kan bias menambah penghasilan saya setiap bulannya” kata yang mulia hakim.
“Sekarang silahkan kamu pergi
dan meningalkan emas itu untuk saya” kata hakim. “terima kasih yang mulia hakim
karena telah membebaskan saya” jawab tukang kayu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar