Selasa, 26 November 2013

HAKIM YANG LICIK "Eri Prasetyo 13"

HAKIM YANG LICIK
Disebuah desa tepatnya didesa ****** hiduplah seorang tukang kayu keliling. Tukanh kayu yang rajin ini memiliki seorang putri yang cantik dan bernama juita. Suatu saat juita ingin memakai perhiasan untuk menghiasi tubuhnya yang cantik.
Bapak dari anak ini pun kebingungan untuk membelikan perhiasan untuk putrinya itu, untuk makan sehari hari pun mereka kekurangan apalagi untuk membelikan perhiasan yang mahal. Ketika tukang kayu itu sedang keliling menjual kayu bakarnya itu. Di lihatlah sebuah toko perhiasan, disitulah tukang kayu teringat putrinya yang ingin memekai perhiasan. Tukang kayu itu pun masuk kedalam toko itu dan melihat lihat perhiasan yang telah disediakan oleh pemilik toko itu akan tetapi uang yang dibawanya hanya cukup untuk membeli nasi bungkus dan air mineral. Timbul lah ide si tukang kayu ini ingin mengambil perhiasan itu secara diam diam.
Tukang kayu ini pun menyuruh penjaga toko untuk mengambilkan beberapa perhiasan untuk dilihatnya dan dicobanya. Penjaga took itu pun mengambil kan beberapa perhiasan, kemudian perhiasan yang telah di lihatnya itu pun satu persatu hilang. Ketika beberapa saat kemudian penjaga toko itu curiga “ loh kok perhiasan yang saya keluarkan tadi tiba tiba berkurang jumlahnya” kata si penjaga toko dalam hati. Kemudian menager toko itu mengetahui aksi dari si tukang kayu itu, si manager itu memanggil satpam untuk membawa si tukang kayu ini ke pihak yang berwajib untuk diadili supaya tidak mengulangi perbuatannya itu tadi.
Ketika sampai di kantor polisi tukang kayu itu pun langsung disidang yang dipimpin oleh hakim. Hakim pun memulai persidangan ini dan hakim bertanya kepada si tukang kayu itu “Apakah benar kamu telah mengambil perhiasan di toko itu?” Tanya hakim dengan suara keras. “tidak yang mulia hakim” jawab si tukang kayu dengan badan ya gemeteran karena ketakutan. Hakim pun menjawab “ buktinya ini ada rekaman CCTV yang telah merekam aksi kamu itu”. “Tidak yang mulia hakim itu hanya rekayasa belaka, mungkin pemilik toko itu ingin menjebloskan saya ke penjara yang mulia hakim”. “ Tidak mungkin, kamu benar benar sudah mengambil perhiasan itu, jelas jelas rekaman ini pelakunya adalah kamu” kata hakim dengan suara yang lantang. “ Tidak yang mulia hakim saya tidak mengambil perhiasan itu” jawab si tukang kayu. “bohong, ini buktinya yang sudah sangat jelas untuk mengungkap masalah ini”. Kata hakim. “benar yang mulia hakim saya tidak mengambil perhiasan itu, saya hanya mengantongi beberapa perhiasan saja yang mulia hakim” kata tukang kayu. Hakim pun menjawab dengan suara keras “ kenapa kamu hanya mengantongi beberapa perhiasan itu, seharusnya kamu mengantongi perhiasan yang banyak dan yang sebagian dikasihkan ke saya supaya kamu tidak saya hokum, ya sudah sekarang kamu saya bebaskan untuk mengantongi perhiasan yang lebih banyak lagi!”. “Maafkan saya yang mulia hakim karena hanya mengantongi beberapa perhiasan itu, lain kali saya akan mengantongi perhiasan yang lebih banyak lagi dan memberikan sebagian perhiasan ke yang mulia hakim” kata tukang kayu. “ Nahh gituu… kalau gitu kan bias menambah penghasilan saya setiap bulannya” kata yang mulia hakim.
“Sekarang silahkan kamu pergi dan meningalkan emas itu untuk saya” kata hakim. “terima kasih yang mulia hakim karena telah membebaskan saya” jawab tukang kayu.


        

Tidak ada komentar:

Posting Komentar